Tanggapan Teryanus Satto,Lambert Pekikir dan Ruben Magay Atas Kegagalan MSG di Papua
Ruben Magay : DPRP dan MRP Dianggap
Tidak Ada Oleh Pemerintah Kunjungan delegasi Melanesian Sparehead Group
(MSG) atau Persatuan Negara – Negara Melanesia Senin (13/1) kemarin bagi
TPN/OPM tidak berdampak apa – apa terhadap gerak langkah dan perjuangan
mereka.
“kami tidak tahu untuk apa mereka
datang, dan kami sejak awal tidak kenal apa itu WPNCL, karena
representasi bangsa Papua yang sampai hari ini masih berjuang untuk
pembebasan bangsa Papua hanya TPN/OPM, tidak ada itu nama WPNCL yang
mengemis jadi anggota di MSG”, kata Teryanus Sato per telepon yang
mengaku berpangkat Mayjend di dalam struktur Komnas TPN-PB dengan
jabatan Kepala Staff Umum. Bagi Komnas TPN-PB kunjungan delegasi MSG
tidak terlalu penting untuk perjuangan mereka, dan TPN-PB tetap berfokus
untuk membangun pasukan dengan melakukan konsolidasi ke dalam,
membenahi pertahanan TPN-PB, sehingga tiba waktunya mendapatkan
pengakuan dunia internasional.
“sejak awal kami tiak setuju dengan
diplomasi WPNCL itu, kami tetap berjuang dari hutan, kami berperang
dengan damai, komitmen kami tidak membunuh rakyat Papua atau non
Papua, karena musuh kami adalah
TNI/Polri, jadi kalau ada penembakan yang mengatas namakan kami dan
menyerang warga sipil, itu saya pastikan bukan gaya kami”, kata Teryanus
sembari mengakui bahwa aksi perampasan senjata di Polsek Kulirik Mulia
merupakan bagian dari upaya mereka mencari pengajuan dunia internasional
dan memperkuat pertahanan TPN-PB. Pimpinan TPN-OPM Victoria Perbatasan
RI-PNG Wilayah Keerom Lambert Pekikir kepada SULUH PAPUA di Markasnya,
Rabu (15/1/2014) mengatakan, sedianya Pemerintah Indonesia membuka ruang
untuk membiacarakan aneka masalah sosio-politik, termasuk pelanggaran
HAM di Papua. “harus ada dialog dengan masyarakat adat Papua, bukan
pemerintah.
Dengan itu, suara masyarakat akar rumput
bangsa Papua bisa didengar duta MSG. Bukan mendengarkan omongan
pemerintah atau sisi baiknya saja. Kelihatan delegasi MSG ini datang
dibawah tekanan, OPM minta buka ruang demokrasi,” kata Lamber Pekikir.
Soal kedatangan delegasi MSG yang hanya
menemui Gubernur Papua Lukas Enembe, SIP, MH, dan Bank Papua, menurut
Lambert, MSG justru dijebak dalam settingan pemerintah pusat. Sebenarnya
rombongan yang terdiri dari Ratu Inoke Kabuabola (Menlu Fiji), Hon
Rimbink Pato MPA (Menlu PNG), Hon Soalaoi Clay Forau (Menlu Solomon),
Joe Natuman, Yvon Faua (FLNKS), Kaliopate Tavola, Ratu Seremaia (Dubes
Fiji), Peter Ilau (Dubes PNG) yang tiba sekitar pukul 09.00 di kantor
Gubernur itu diatur sedemikian rupa untuk menemui orang-orang tertentu
yang disediakan pemerintah pusat. Delegasi MSG seharusnya tidak takut
pada pemerintah Indonesia, tetapi melihat dan mendengar keluhan
masyarakat adat, tahanan politik dan berbagai aktivis Papua lainnya.
“Bukan pemerintah yang jawab. Rakyat
yang jawab. Sistem demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya benar,” kata
Lambert lagi. Kunjungan MSG yang terkesan sembunyi – sembunyi juga
mengundang kekesalan anggota DPRP, seperti yang disampaikan Ruben Magai
selaku Ketua Komisi A DPRP Papua menurutnya jika dilihat sebagai
kunjungan kenegaraan, seharusnya DPRP sebagai wakil rakyat, dan Majelis
Rakyat Papua (MRP) sebagai representasi masyarakat adat dilibatkan dalam
agenda kunjungan delegasi Melanesian Sparehead Group (MSG) kemarin,
namun yang terjadi kunjungan delegasi MSG seperti kucing – kucingan
dengan rakyat Papua.
“Kami pikir pemerintah pusat tidak
menganggap kami lagi sebagai wakil rakyat. MSG datang tanpa agenda yang
jelas. Apakah MSG datang untuk membahas ekonomi, kepada siapa mereka
berbicara, itu DPR harusnya tahu,” kata Ruben Magai, Ketua Komisi A
DPRP. Menurutnya, kedatangan MSG seharusnya membicarakan Papua untuk
memasukkannya ke dalam anggota MSG. Itu artinya, kedatangan mereka harus
berbicara politik. Lalu forum yang mendorong kedatangan mereka juga tak
dilibatkan.
“MSG datang karena ada keprihatinan, ada
juga karena dorongan pihak lain. Namun kelompok sasaran juga tidak
dipertemukan. Ini kan persoalan besar,” katanya lagi. Ia menegaskan
kedatangan delegasi MSG ke Papua tidak berarti masalah Papua sudah
final. Bahkan ia merasa kecewa dengan pemerintah pusat dan menilai
kunjugan MSG tidak bemakna apapun terhadap rakyat Papua.
“Waktu pertemuan MSG di BPD saya kesana,
walau tidak di undang, saya katakan pada Ketua delegasi MSG bahwa saya
datang sebagai pencuri ketemu bapak kah, karena rakyat saya tidak ketemu
bapak, dan saya katakan saya kecewa atas nama DPRP, parlemen Papua dan
rakyat Papua, karena mereka tidak ketemu langsung dengan Bapak,” kata
Ruben Magay. (A/AMR/TTM /ASH/R1/LO
http://suluhpapua.com/read/2014/01/16/delegasi-msg-pulang-tpn-opm-fokus-bangun-pasukan/#
0 komentar:
Posting Komentar