Catatan Orang Papua di Balik Jeruji Pada Akhir November 2013
http://wpnla.blogspot.com |
Pada akhir November 2013, setidaknya terdapat 71 tahanan politik di Papua.
Sebanyak 112 penangkapan politik terjadi pada tiga peristiwa terpisah,
sehingga jumlah penangkapan sejauh tahun ini menjadi 537. Ini merupakan
peningkatan 165% jumlah penangkapan politik dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun 2012, yang menandakan penurunan tahap kebebasan
berekspresi dan berkumpul di Papua.
Sebanyak 112 penangkapan politik terjadi pada tiga peristiwa terpisah,
sehingga jumlah penangkapan sejauh tahun ini menjadi 537. Ini merupakan
peningkatan 165% jumlah penangkapan politik dibandingkan dengan periode
yang sama pada tahun 2012, yang menandakan penurunan tahap kebebasan
berekspresi dan berkumpul di Papua.
Tindakan kepolisian terhadap kegiatan demonstrasi yang semakin teratur dan
berkoordinasi di Papua menjadi perhatian bulan ini, termasuk beberapa
penangkapan massa sewenang-wenang, penggunaan berulang kali kekerasan yang
berlebihan, menghalangi pengacara hukum mengakses tahanan, melakuan
tindakan kejam dan menghina tahanan, dan menangkap dan memaksa aktivis
mahasiswa untuk menandatangani perjanjian untuk menghentikan unjuk rasa.
berkoordinasi di Papua menjadi perhatian bulan ini, termasuk beberapa
penangkapan massa sewenang-wenang, penggunaan berulang kali kekerasan yang
berlebihan, menghalangi pengacara hukum mengakses tahanan, melakuan
tindakan kejam dan menghina tahanan, dan menangkap dan memaksa aktivis
mahasiswa untuk menandatangani perjanjian untuk menghentikan unjuk rasa.
Mahasiswa Universitas Cenderawasih (UNCEN) tersandera dalam bentrok dengan
pihak universitas atas keterlibatan dosen dalam kegiatan kontroversial,
yakni penyusunan perubahan draft RUU Otonomi Khusus. Otoritas kampus
tampaknya aktif mengundang polisi untuk memberangus aktivitas politik di
kampus, yang menyebabkan banyak penangkapan dan pemukulan mahasiswa.
Sejumlah pemimpin Papua telah menyatakan keprihatinan atas apa yang mereka
anggap sebagai usaha polisi untuk secara sistematis menutup ruang politik,
khususnya menjelang tanggal penting seperti 1 Mei, dan dalam hal ini 1
Desember.
pihak universitas atas keterlibatan dosen dalam kegiatan kontroversial,
yakni penyusunan perubahan draft RUU Otonomi Khusus. Otoritas kampus
tampaknya aktif mengundang polisi untuk memberangus aktivitas politik di
kampus, yang menyebabkan banyak penangkapan dan pemukulan mahasiswa.
Sejumlah pemimpin Papua telah menyatakan keprihatinan atas apa yang mereka
anggap sebagai usaha polisi untuk secara sistematis menutup ruang politik,
khususnya menjelang tanggal penting seperti 1 Mei, dan dalam hal ini 1
Desember.
Pada 26 November, sebanyak 80 orang ditangkap di empat kota yang berbeda
karena mendukung pembukaan kantor Kampanye Papua Barat Merdeka di Papua
Nugini dan kampanye Sorong ke Samarai. Satu orang demonstran tewas dan
tiga lainnya telah menghilang.
karena mendukung pembukaan kantor Kampanye Papua Barat Merdeka di Papua
Nugini dan kampanye Sorong ke Samarai. Satu orang demonstran tewas dan
tiga lainnya telah menghilang.
Sidang untuk enam tahanan 1 Mei Biak masih berlanjut dan Yohanes Boseren
tetap dalam tahanan meskipun sakit mental. Pengacara HAM dan LSM telah
menyerukan pembebasannya. investigasi juga berlanjut atas kasus empat
tokoh masyarakat Sorong yang menghadapi tuduhan konspirasi untuk melakukan
makar.
tetap dalam tahanan meskipun sakit mental. Pengacara HAM dan LSM telah
menyerukan pembebasannya. investigasi juga berlanjut atas kasus empat
tokoh masyarakat Sorong yang menghadapi tuduhan konspirasi untuk melakukan
makar.
Untuk membaca Update selengkapnya, silakan melihat lampiran.
Anda bisa membaca Update online di:
http://www.papuansbehindbars.org/?p=2326&lang=id
http://www.papuansbehindbars.org/?p=2326&lang=id
SUMBER : http://www.komnas-tpnpb.net/
0 komentar:
Posting Komentar