Amnesty Internasinal mendesak Indonesia menyelidiki kematian tiga aktivis Papua merdeka yang ditembak mati saat menggelar protes 50 tahun kontrol Indonesia atas wilayah bergolak itu.
Dua laki-laki terbunuh pekan lalu dalam
sebuah demonstrasi anti pemerintah di Sorong, sebelah barat Papua, dan
seorang perempuan mati di rumah sakit pada Selasa lalu akibat luka
tembakan, demikian menurut saksi dari organisasi hak asasi manusia
Amnesty Internasional.
Mereka yang ada di lokasi mengatakan
bahwa kepolisian Indonesia melepaskan tembakan ke arah demonstrasi
damai. Tapi, polisi membantah telah menembak para aktivis dan mengatakan
bahwa mereka hanya menembakkan senjata di atas kepala para demonstran
sebagai pembalasan karena diserang.
Demonstrasi Damai
Otoritas Indonesia harus
melakukan penyelidikan yang komprehensif dan independen atas tuduhan
penggunaan senjata api yang tidak perlu yang dilakukan pasukan keamanan
dalam aksi protes tersebut,“ kata Isabelle Arradon, wakil direktur
Amnesty untuk kawasan Asia-Pasifik.
“Kegagalan mengambil langkah akan
mengirimkan pesan bahwa pasukan keamanan di Papua beroperasi di atas
hukum,“ demikian dia menambahkan dalam pernyataan tersebut. Kepala HAM
PBB Navi Pillay juga mengungkapkan keprihatinan atas kematian tersebut.
Penembakan itu terjadi pada 30 April,
saat para demonstran berkumpul menandai 50 tahun Papua berada di bawah
wilayah Indonesia. Isak Klaibin, saudara laki-laki dari korban perempuan
bernama Salomina Klaibin, 37 tahun, yang juga ada lokasi demonstrasi,
mengatakan bahwa para pemrotes sedang berkumpul dengan damai saat polisi
mulai melepaskan tembakan.
Ia menambahkan, aksi protes itu ”tidak
akan menaikkan bendera Papua Merdeka, maupun pembacaan dokumen gerakan“.
Ia bercerita lebih lanjut, “Tapi saat kami berkumpul, kami terkejut
karena tiba-tiba terdengar bunyi senjata.” Abner Malagawak, 22 tahun dan
Thomas Blesia, 28 tahun, tewas di tempat.
Bantahan Polisi
Tapi, juru bicara kepolisian Papua Gede
Sumerta Jaya membantah bahwa polisi telah menembak para aktivis, sambil
mengatakan, “Tembakan itu diarahkan ke atas, dan itu adalah upaya bela
diri karena (kami-red) diserang.”
Jaya mengatakan bahwa Salomina Klaibin
adalah seorang Letnan di Organisasi Papua Merdeka OPM, dan saudara
laki-lakinya adalah anggota gerakan separatis. Ia mengatakan bahwa
polisi menyita senapan dan amunisi dari lokasi demonstrasi. ab/ml
(afp/dpa/ap)
Sumber:
http://www.dw.de/amnesty-selidiki-tewasnya-aktivis-papua-merdeka/a-16802772
0 komentar:
Posting Komentar