TNI Khawatir atas TPNPB-OPM Lahirkan Situs Resmi komnas-tpnpb.net
http://wpnla.blogspot.com/ |
Beberapa waktu lalu, penulis pernah mengemukakan opini tentang Sudah Waktunya TNI Memiliki Tentara Dunia Maya atau Cyber Army (http://www.kompasiana.com/darah.pribumi).
Mengingat, internet telah mencipta-kan dunia baru dengan segala
kemudahan dan pengaruh besarnya, yakni dunia maya atau cyberspace yang
merupakan sebuah dunia komunikasi berbasis komputer dan menawarkan
realitas berbentuk virtual (secara tidak langsung dan tidak nyata).
Pengaruh besar dari pemanfaatan dunia
maya sebut saja diantaranya, kala Timor Leste bergolak menuntut
dilaksanakannya referendum, melakukan penggalangan opini masyarakat
internasional melalui dunia maya. Kala itu, Agustus 1997, dengan bantuan
hackers dari Portugal, berhasil merubah (defaced) tampilan situs resmi
dari Mabes ABRI (sekarang Mabes TNI). Mereka melakukan perubahan
terhadap isi dari situs tersebut (defaced) serta meluncurkan opini dan
pernyataan yang menyudutkan ABRI (TNI) dengan tujuan akhir politisnya
kemerdekaan bagi Timor Timur (east timor)
Kemudian juga saat merebaknya sengketa
kepemilikan Pulau Sipadan dan Ligitan. Ketika itu Malaysia yang meng
klaim kedua pulau tersebut sebagai bagian dari wilayahnya, melakukan
satu upaya pembentukan opini melalui website yang mereka bangun (http://www.sipadan-kapalai.com).
Di situs tersebut, dipampang berbagai fasilitas pariwisata yang
“seolah” kedua pulau itu memang sudah menjadi bagian dari negeri Jiran.
Sementara di Srilanka, pada Agustus
1997, sebuah organisasi yang bernama the Internet Black Tigers yang
berafiliasi kepada gerakan pemberontak macan tamil (the Liberation
Tigers of Tamil Eelam) menyatakan bertanggung jawab atas kejahatan email
(email bombing, email harrasment, email spoofing, etc.) yang menimpa
beberapa kedutaan serta kantor perwakilan pemerintah Srilanka di manca
negara. Tujuan akhirnya adalah kampanye untuk melepaskan diri dari
Srilanka dalam memperjuangkan kemerdekaan rakyat Tamil.
Tidak bermaksud menguak pengalaman pahit
yang pernah dialami negara kita tercinta, fakta-fakta dari sejumlah
peristiwa di atas seyogyanya dapat menjadi pembelajaran untuk lebih
meningkatkan kewaspadaan. Dan.. patut menjadi perhatian, saat ini
kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) juga memanfaatkan
dunia maya sebagai jembatan aksi propaganda dalam mencari simpati
masyarakat internasional (www.komnas-tpnpb.net).
Dalam situsnya yang diluncurkan pada 1 Desember
2012 tersebut, OPM menampilkan seluruh aktivitas mereka yang disajikan
dalam versi bahasa Indonesia dan Inggris serta menyediakan link situs
jejaring sosial. Mereka juga memanfaatkan media massa asing untuk
menyuarakan eksistensinya serta secara sporadis memunculkan “isu” adanya
tindak kekejaman TNI/Polri yang nyata-nyata bertugas di Papua menjaga
keutuhan NKRI. Bahkan secara terbuka memuat surat yang ditujukan kepada
Presiden RI berjudul “TPN-OPM PERINGATKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(SBY)” (baca http://www.komnas-tpnpb.net/tpn-opm-peringatkan-presiden-republik-indonesia-sby.html)
Mengamati aktivitas yang dilakukan
oleh gerakan separatis OPM di dunia maya, ada baiknya tidak dilakukan
pembiaran. Layaknya permainan catur, untuk mencapai “skak mat” harus
berstrategi mengantisipasi manuvra pion ataupun para punggawanya.
Artinya, perlu aksi nyata seluruh elemen bangsa dalam merespon website
OPM sebelum membesar dan menjadi bola panas yang sulit dikendalikan.
Sehingga pengalaman lepasnya wilayah tidak lagi kita alami, sekaligus
menyelamatkan citra dan nama baik negara di dunia internasional, agar
pengorbanan para prajurit TNI/Polri yang sudah gugur maupun saat ini
tengah bertugas rela meninggalkan keluarga, tidak menjadi sia-sia.
0 komentar:
Posting Komentar