Headlines News :
Home » » Perayaan HUT RI 17 Agustus 2013 Diwarnai Pengibaran Bintang Fajar di Kawasan Sycloop

Perayaan HUT RI 17 Agustus 2013 Diwarnai Pengibaran Bintang Fajar di Kawasan Sycloop

Written By MELANESIA POST on Sabtu, 14 Desember 2013 | 04.10

Perayaan HUT RI 17 Agustus 2013 Diwarnai Pengibaran Bintang Fajar di Kawasan Sycloop


Sejumlah Rakyat Pro-Kemerdekaan Mengibarkan

Bintang Fajar di Kawasan Syclop 17/08/2013

Indonesia merayakan  HUT RI ke 68, Rakyat Bangsa Papua Barat   Pro Merdeka Menolak Perayaan HUT  RI
Pada hari Sabtu, 17 Agustus 2013 bangsa Indonesia merayakan hari ulang tahunnya yang ke 68, perayaan dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia. Warga Indonesia melayu yang ada di Papua pun turut merayakan HUT mereka.
Anehnya HUT RI kali ini beda dengan HUT RI sebelumnya,  pasalnya  sejumlah anggota kelompok Papua Merdeka juga melakukan pembakaran benderah merah puti dan mengibarkan Bendera Nasional Papua Barat (Bintang Fajar) di kawasan Sycloop. Mereka adalah gabungan dari sejumlah elemen organ,  Aktivist Papua Merdeka,  dari TPN-OPM.
Pembakaran bendara Merah Putih dan pengibaran Bintang Fajar di lakukan oleh rakyat Papua. Kegiatan itu sendiri di mulai pada pukul 12.00, dua jam setelah Indonesia kibarkan Merah Putih di Kantor Bupati gunung merah Jayapura. Tujuan kami pengibarkan Bintang Fajar itu tidak lain ialah menolak klaim Indonesia atas Papua bahwa Papua kembali ke pangkuan ibu pertiwi atau NKRI. Jelas Ererth  salah seorang anggota Kelompok Papua Merdeka (KPM) kepada media ini.   Berikut peryataannya yang di terima admin WPNLA, via e-mail:
“ Papua kembali ke pangkuan ibu pertiwi atau NKRI. Setiap orang Papua yang dilahirkan dan dibesarkan dibawah politik integrasi  NKRI, tentu saja mendengar kalimat tersebut di atas  berulang kali. Kalimat itu telah menjadi kekuatan sakti dalam politik integrasi. Pemerintah dan militer Indonesia percaya dan begitu yakin bahwa  politik integrasi Papua Barat adalah “Harga mati” kalau memang demikian pertanyaan rakyat Papua pro – Merdeka bahwa :
  1.  Apakah benar bahwa bangsa dan wilayah Papua Barat kembali ke ibu pertiwi?
  2. Kalau demikian apakah yang namanya NKRI itu pernah ada sebelum Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945?
  3. Jika demikian sejak kapan Papua Barat pernah menjadi bagian integral  dari Indonesia dan bagaimana proses sejarahnya itu?
  4. Jika tidak mengapa Indonesia harus mengambil ahli wilayah Papua Barat sebagai bagian dari integralnya dan bagaimana pula proses sejaranya itu telah terjadi?
  5. Apakah benar bahwa Papua Barat  telah kembali ke pangkuan NKRI tetapi mengapa masalah Papua Barat selalu dipersoalkan oleh rakyat Papua?
Sejarawan Indonesia pun begitu yakin bahwa Papua Barat pernah menjadi wilayah kekuasaan beberapa kerajaan-kerajaan kuno dari Sriwijaya, Majapahit, Kesultanan Tidore, hingga masa hindia Belanda. Indonesia  yakini itu adalah kebenaran mutlak mengklaim keabsahan Papua Barat sebagai bagian integralnya. Tetapi dipihak lain, sayang sekali catatan–catatan sejarah itu pun para sejarahwan Indonesia tidak mampu menunjukkan data-data yang valid, lengkap dan akurat untuk membuktikan kebenaran yang mereka yakini itu.
 Klaim atas Papua Barat yang didasarkan pada kerajaan-kerajaan kuno di Indonesia itu jelas merupakan sejarah spekulatif yang fakta sejarah yang menduga-duga sejarawan Indonesia. Klaim Indonesia atas Papua Barat ialah hanyalah bersifat fantasi  atau dongeng yang tidak bisa dibuktikan secara factual kebenaran histori tersebut.
 Mitos selama ini, ahli sejarah Indonesia mengklaim Papua Barat pernah menjadi bagian dari wilayah kekuasaan Sriwijaya-Majapahit adalah tidak benar.! Rakyat Bangsa Papua Barat juga merasa kami bukan bagian dari Tidore dan menegaskan bahwa satu-satunya kehadiran nyata Tidore, hanya di pulau Raja Ampat, semenanjung Onim dan disekitar Kaimana. (J.M.J Brantje, 1905:26) kajian-kajian tersebut dapat menunjukan bahwa hubungan Tidore dengan New Guinea (Papua Barat Sekarang) secara nyata terbatas hanya sebagian kecil dari daerah-daerah tertentu  di pesisir selatan dan barat New Guinea.
Hubungan dengan beberapa daerah tersebut tidak bisa dikatakan mewakili tanah besar New Guinea ini. Dengan demikian jelaslah bahwa klaim Indonesia atas Papua  bahwa Papua kembali ke pangkuan ibu pertiwi atau NKRI  adalah tidak sah.!
Tanpa pembuktian fakta histori, Indonesia klaim Papua kembali ke pangkuan ibu pertiwi atau NKRI. Indonesia, Belanda, Amerika Serikat dan perserikatan bangsa–bangsa (PBB) dalam pembuatan New York Agreement 15 Agustus 1962 tidak melibatkan perwakilan orang dari bangsa Papua Barat. Perjanjian dibuat secara sepihak sehingga pada pelaksanaan, akhirnya juga menyimpang dari perjanjian tersebut.
Rakyat Bangsa Papua Barat berjuang berdasarkan keinginan luhur bangsa. Untuk penentuan nasib sendiri  bangsa Papua, untuk duduk sama renda dan berdiri sama tinggi sama seperti bangsa–bangsa lain di muka bumi. Apa yang diperjuangkan oleh rakyat bangsa  Papua Barat adalah HAK dan hak itu dijamin oleh hukum HAM internasional.
Hak itu sudah melekat pada setiap individu orang dari bangsa Papua, namun hak itu telah dirampas oleh colonial Indonesia sejak 1962 hingga kini dan ini merupakan “Pengkhianatan” terhadap martabat rakyat bangsa Papua Barat.
Dengan demikian bahwa pada hari ini tanggal 17 Agusutus 2013, kami rakyat bangsa Papua Barat Pro–kemerdekaan  menyatakan bahwa atas nama Allah bansga Papua, atas nama Alam Papua, atas nama tulang-belulang para pahlawan revolusioner yang telah mendahului kita, atas nama kami dan atas nama anak-cucu kami, kami menolak keras klaim Indonesia atas Papua Barat.
Sebagai bentuk perlawanan kami rakyat Papua Pro–Kemerdekaan atas pendudukan colonial Indonesia secara illegal di atas tanah kami Papua, maka secara resmi kami membakar bendera Merah Putih dan mengibarkan Bendera kami “BINTANG FAJAR” di kawasan Sycloop. Kami lakukan ini bukan cari perhatian Indonesia, bukan pula minta jabatan, kedudukan tertentu dalam birokrasi NKRI atas negeri ini, wujud  perlawanan kami adalah atas pendudukan colonial Indonesia secara illegal atas tanah kami.
Yang kami menuntut dan berjuang adalah “Penentuan Nasib Sendiri” (self-Determination) melalui mekanisme internasional yaitu REFERENDUM. By ES/ Admin/03
Sumber : www.wpnla.net
Share this article :

0 komentar:

S.O.C - W.P.N.L.A

 
Official Blog : WPNLA News Blog | English Version | wpnla.blogspot.com
Proudly powered by KOMNAS TPNPB
Copyright © 2015. WPNLA | West Papua National Liberation Army - All Rights Reserved
Design by Black Planet Published by WPNLA Blog