Pesan Khusus Menjelang Pemilu NKRI 2009: Mengatur Pengungsi di Saat Kerusuhan/Peperangan
Markas Besar T.N.P.B - OPM |
Disampaikan
kepada seluruh masyarakat bangsa Papua: tokoh Adat, Kepala Suku, Tokoh
Pemuda, organisasi dan aktivis HAM pegiat dan organisasi LSM bahwa dalam
rangka menyelamatkan diri dari segala kebiadaban NKRI berlanjut di abad
ini, seperti yang terjadi di abad lalu, maka diserukan agar
memperhatikan hal-hal berikut, bilamana terjadi kerusuhan, konflik atau
peperangan antara pejuang aspirasi bangsa Papua atau masyarakat sipil
dengan aparat kepolisian dan tentara NKRI bahwa:
1. TIDAK BOLEH ADA MASYARAKAT YANG MELARIKAN DIRI KE HUTAN, dengan
alasan apapun juga. Pengalaman kita telah memberikan pelajaran yang baik
bahwa melarikan diri ke hutan menjadikan diri kami menjadi seperti
‘hewan buruan’ yang dapat ditembaki dengan senjata jenis apapun (kimia,
biologis, dsb), dan kita diburu lewat darat, laut dan udara, menggunakan
peralatan modern yang canggih. Maka kita sudah tahu bahwa HUTAN bukan
perlindungan yang tepat bagi orang Papua yang melarikan diri dari
kekejaman NKRI;
2. KITA HARUS MELARIKAN DIRI KE KANTOR DPRD/DPRP setempat, dan
mendirikan tenda-tenda dan memenuhi gedung wakil rakyat masing-masing,
agar kita memberi peluang kepada tentara/polisi NKRI mengejar pada
gerilyawan Papua Merdeka saja, dan bukan masyarakat biasa yang tidak
berdosa. Dan juga agar para pengungsi yang disebabkan oleh Operasi
Militer dimaksud juga ditangani oleh Departemen Sosial NKRI, seperti
yang mereka tangani bagi orang Indonesia sendiri selama ini, sehingga
pelayanan sosial dapat dirasakan juga oleh orang Papua yang selama ini
selalu dikambing-hitamkan dan dimarginalkan serta diabaikan dari segala
haknya sebagai warga yang dikleim ke dalam NKRI;
3. ORANG PAPUA HARUS PANDAI MEMANFAATKAN SITUASI DAN KONDISI, sehingga
kita tahu tempat/kampung/kabupaten mana saja yang bisa ada kegiatan
gerilyawan West Papua dan masyarakat dapat mendukungnya dan di tempat
mana saja yang sama sekali harus diwaspadai sehingga tidak mengakibatkan
pengorbanan masyarakat biasa, terutama ibu-ibu dan anak-anak tanpa peri
kemanusiaan. Tentara Revolusi Papua Barat (TRPB) telah lama menerbitkan
sebuah Buku Panduan Perang Revolusi Papua Merdeka, dengan titik-titik
dan kota-kota yang dapat dijadikan sebagai pusat atau awal gerakan
bersenjata dan titik-titik/ tempat apa saja yang dapat dijadikan sebagai
sasaran bidik gerilyawan, yang mudah-mudahan masih dipegang para tokoh
Masyarakat Adat (MADAT) Papua;
4. Agar para pemuda dan mahasiswa Pandai Memainkan Kartu masing-masing
sehingga di satu pihak mendukung perjuangan para gerilyawan, tetapi di
sisi lain mengarahkan dan memobilisir masyarakat Papua sehingga tidak
dengan mudah termakan oleh provokasi TNI/Polri dan terpancing untuk
melakukan tindak kekerasan seperti yang selama ini kami alami, yang
berakibat fatal bagi hidup dan keamanan kehidupan orang Papua;
Mengakhiri semuanya, kami serukan bahwa MEMBOIKOT PEMILU NKRI 2009
adalah HAK BANGSA PAPUA, bahkan satu-satunya hak yang tertinggal dan
dapat dimanfaatkan bangsa Papua setelah semua hak-hak lainnya telah
dirampas, dan dibasmikan oleh NKRI selama ini. Oleh karena itu, perlu
diketahu dan dicatat semua orang, bahwa melarang orang Papua memilih
untuk tidak mengikuti Pemilu adalah tindakan melanggar hukum manapun di
muka Bumi, termasuk hukum Indonesia.
Saat ini dan era ini, dunia telah menjadi tempat yang
terang-benderang, semuanya telanjang sehingga tidak ada yang bisa
bermain kucing-kucingan dengan bersembunyi di balik apapun juga,
sekalipun atas nama nasionalisme dan kedaulatan negara, karena persoalan
HAM dan Demokrasi adalah yang utama dan di atas segala-galanya. Hak
untuk tidak melibatkan diri dalam Pemilu adalah Hak dan sesuai prinsip
Demokrasi Universal yang tidak dapat dibatalkan oleh siapapun, dengan
alasan apapun dan di manapun juga.
Demikianlah himbauan dan seruan ini kami sampaikan untuk menjadi
maklum dan dilaksanakan sesuai kondisi dan situasi masing-masing suku di
manapun Anda berada.
Dikeluarkan di: Markas Pusat Komando Revolusi Tertinggi Papua Barat’>TRPB
Pada Tanggal: 04 April 2009
Tentara Revolusi Papua Barat
Sekretaris Jenderal
Amunggut Tabi
0 komentar:
Posting Komentar